-
Berserahlah, Biarkan Allah Mengurus Hidupmu
0Manusia seakan — kata Chairil Anwar — ingin hidup seribu tahun lagi. Berbekal bejibun rincian keinginan, manusia hidup mbentoyong, dan seolah pula keinginan itu tertunaikan hanya berbekal kerja, kerja, kerja. Manusia yang disibukan dunia dan seisinya itu merupakan gambaran masyarakat konsumeristik, yakni berpretensi memenuhi gaya hidup demi fetish semu, banal, serta artifisial.
Buku ini menepuk bahu kita supaya tidak kadunyan. Seperti istilah anak sekarang: banyak daftar keinginan alih-alih membebaskan, kenyataannya justru membelenggu pikiran dan tenaga. Maka, berpikir berlebihan (overthinking) menjadi kondisi yang tidak terelakan. Buku ini memberikan penerang betapa berpikir berlebihan yang berujung pada hidup penuh tekanan mental akan teratasi bila kita menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.
-
Bola Bola Kultural
0Tak jamak orang tahu sekitar tahun 90 awal Cak Nun menulis kolom olahraga. Buah penanya melampaui segi teknis sebagaimana ditulis kebanyakan kolumis saat itu karena di satu sisi pesan-pesan filosofis dan kultural terejawantah jelas. Ini yang membedakan genre tulisan konvensional lain.
-
Daur I – Anak Asuh Bernama Indonesia
0Daur seri pertama ini berisi kumpulan esai Cak Nun yang ditulis sepanjang tahun 2016. Sebagaimana dinyatakan secara eksplisit oleh Cak Nun, “Aku dititipi perjuangan bersama engkau semua, Anak-anak dan Cucu-Cucuku. Perjuangan yang meskipun engkau dikepung oleh kegelapan, tetapi engkau tetap sanggup menerbitkan cahaya dari dalam dirimu. Meskipun tertatih di jalanan yang sangat terjal, engkau tetap mampu menata kuda-kuda langkahmu sehingga terjalnya jalan itu bergabung ke dalam harmoni tangguhnya langkahmu.” Pernyataan yang dikutip secara verbatim tersebut jelas menandaskan kalau Daur I berjudul Anak Asuh Bernama Indonesia berisi belantara pemikiran Cak Nun.
-
Mereka yang Tak Pernah Mati
0Buku baru Cak Nun berjudul Mereka yang Tak Pernah Mati (2022) ini berisi persaksian yang menghimpun sejumlah obituari dan fragmen hidup orang-orang yang memperoleh bilik tersendiri di hati Cak Nun. Mereka adalah mata air sumur kearifan, ketulusan, dan keteladanan. Lewat sebanyak 51 esai yang terbagi dalam tujuh bagian ini Cak Nun mengajak pembaca, khususnya anak-cucu Maiyah, untuk berziarah kepada sosok-sosok yang telah mendahului kita maupun yang masih hidup bersama kita.
-
Sedang Tuhan Pun Cemburu
0Buku ini telah mengalami cetak ulang lebih dari lima kali. Kumpulan tulisan yang dibukukan tersebut pertama diterbitkan tahun 1994 oleh SiPress. Tahun 2018 dicetak ulang oleh Bentang Pustaka. Banyak tulisan di buku ini berangkat dari pertanyaan-pertanyaan kontekstual yang dihadapi Cak Nun pada usia 20 sampai 30-an, sebuah angka yang kita tahu menandakan masih sangat muda. Tuhan sebagai subjek utama banyak disasar Cak Nun sebagai tema integral, namun ia juga mengembalikan konteks pembahasan pada manusia yang makin “disingkirkan” secara struktural. Cak Nun banyak menggunakan pendekatan sosio-kultural sebagai metode penguraian tekstual dalam bukunya ini.
-
Spiritual Journey Pemikiran & Perenungan Emha Ainun Nadjib
0Catatan perjalanan spiritual Emha Ainun Nadjib, yang bersahabat bersama jamaah orang-orang yang berada dalam tataran psikologi musthadh’afin atau psikologi kaum lemah dan tertindas: psikologi masyarakat yang dipenuhi lubang-lubang di hati karena berada dalam tubir semangat penghancuran akibat ketidakpuasan, keputusasaan, dan amarah ayas kebobrokan dan mezaliman penguasa. Mengangkatr tema-tema diskusi jamaah maiyah yang beragam, yang jadi menarik karrena dipertemukan dalam gagasan-gagasan tasawuf yang sangat aplikatif. Ada topik tentang kafir dan mukmin, anatomi doa, multikulturalisme, kesehatan, dan kematian, bahkan kesaksian soal Reformasi 1988.